Pada abat ke-19 Muncul perlawanan-perlawanan umum menentang kolonialisme dan imprealisme di seluruh Indonesia.
Adapun bentuk perlawanan tersebut , antara lain sebagai berikut
a. Perlawanan Maluku di bawah Pimpinan Pattimura (1817)
Penjajah telah melaksanakan praktik monopoli yg menyebabkan penderitaan,kemiskinan,kelaparan,dan kesengsaraan
Perlawanan Maluku di pimpin oleh Thomas Matulesy/Kapiten Pattimura
Pattimura di bantu oleh Cristina Martha Tiahahu, Antonie Rhebok Latumahina, Said Perintah dan Thomas Pattiwael
Serangan Maluku di mulai pda tgl 15 Mei 1817
Pattimura tertangkap di Siri Seri, Kemudian dibawa Ke Saparua
16 Desember 1817 Pattimura di hukum Gantung di depan Benteng Victoria Ambon
Sebelum di gantung, Pattimura berkata
“Pattimura- Pattimura tua boleh di hancurkan, tetapi sekali waktu kelak Pattimura- Pattimura akan bangkit”
b. Perlawanan Pangeran Diponegoro ( 1825-1830)
Penyebab Umum Terjadi perlawanan yg dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, antara lain sebagai berikut:
- Kolonial Belanda Terlalu Jauh mencampuri urusan dalam kraton.
- Perlakuan perintah kolonial Belanda yg sewenang-wenang
- Kekecewaan kaum ulama
- Penderitaan rakyat
Penyebab Khusus
- Pembuatan jalan yogyakarta-magelang yg melalui makam leluhur Pangeran Diponogoro di Tegalrejo tanpa izin
Belanda mengangkat Jenderal de Kock, Siasat perangnya dengan nama Siasat Benteng/Benteng Stelsel yg artinya mengusahkan penyelesaian secara damai melalui perundingan yg dilakukan 9 dan 23 Agustus 1827, pihak pangeran Diponogoro di wakili oleh Kiai Mojo dan Abdulrahman tidak membawa hasil
Belanda melakukan siasat Benteng dgn tujuan,
Mempersempit ruang gerak pasukan Diponogoro
Memutuskan jaringan kerja sama antar pasukan Diponogoro
Menekan pertahanan Diponogoro agar cepat menyerah
Atas perintah rahasia Jenderal de Kock, Pangeran Diponogoro di tangkap diasingkan ke Manado pda tgl 3 Mei 1839. pda thn 1834 Diponogoro di pindahkan ke Makassar sampai dgn wafatnya pda tgl 8 januari 1855 dlm usia 70 thn
c. Perlawanan Rakyat Sulawesi selatan ( 1829-1907)
Pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengirim pasukan dibawah pimpinan Jenderal Mayor van Geen, pda tgl 5 Februari 1825 menyerang pusat-pusat pertahanan pasukan Bone, Terutama Bulukumba, Suppa,Segeri,Labakang,dan Pangkajene. Pada saat yg bersamaan, Raja Tanette berbalik memihak Belanda. Hal ini jelas melemahkan Belanda
d. Perlawanan kaum Padri (1821- 1837)
Kaum Padri adl masyarakat yg ingin menegakan islam dri tindakan-tindakan yg menyimpang dri ajaran Al-quran. Tokoh kaum Padri yg terkenal adl Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Cerdik, Tuanku Pasamam dan Tuanku Hitam mendapat tentangan dari kaum adat. Kaum adat merupakan kaum yg ingin mempertahankan kebiasaannya. Akibat pertentangan itu, masyarakat Minangkabau terpecah menjadi 2 kelompok yg saling bermusuhan menyebabkan Terjadinya Perang Padri
Ktika Raaff menjabat residen,belanda mengajak damai kaum Padri Tuanku Damasing menolaknya. Akibatnya, Kota Lawas diserang Belanda dan Damasing menyerah menimbulkan amarah kaum Padri
Gencatan senjata antara Belanda dan kaum Padri tdak berlangsung lama karena Belanda ingkar janji, kaum Padri yg diimpin Tuanku dan Cerdik di Pariaman berhasil mengalahkan Belanda pimpinan Kapten de Richemont
Belanda di bawah pimpinan kolonel Michiels mengadakan serangan besar-besaran terhadap kaum Padri di Bonjol
Tuanku imam Bonjol tertangkap dan di buang ke Cianjur dan kemudian di pindahkan ke Minahasa hingga wafat (1864) Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di Pineleg dekat Manado
e. Perlawanan Bali terhadap Belanda (1846-1849)
1841, Belanda mengadakan perjanjian dgn raja Buleleng Klungkung, Karangasem, dan Bandung
1844, Kapal Belanda terdampar di Buleleng. Seluruh isi kapal dirampas menjadi milik kerajaan Buleleng. Hal ini sesuai dgn Hukum Tawan Karang,
Belanda juga menunutut Penghapusan hukum Tawan Karang
Diprakarsai oleh Patih Buleleng, I Gusti Ktut Jelantik bertempur menghadapi Belanda
Hal ini memaksa para Raja Bali mengambil alternatif terakhir untuk mempertahankan kehormatannya, yaitu Perang Puputan( Perang terakhir sampai mati)
f. Perlawanan rakyat Banjar (1859-1863)
Belanda dapat menjalin hubungan dgn kerajaan Banjar pda masa pemerintahan Sultan Adam
Ada 3 kelompok bansawan yg ingin menduduki takhta kerajaan sepeninggal sultan Adam
1) Kelompok Pangeran Tamjid Illah (cucu Sultan Adam) yg di benci Rakyat
2) Kelompok Pangeran Prabu Anom (Putra Sultan Adam) disenangi rakyat
3) Kelompok Pangeran Hidayatullah ( cucu Sultan Adam) di senangi rakyat dan dicalonkan sebagai pengganti Sultan Adam
Belanda dgn sengaja dan sepihak melantik pangeran Tamjid Illah sebagai Sultan. Rakyat menolaknya
Di tengah-tengah perebutan takhta, meletuslah perang Banjar (1859) Antasari sbagai peemimpinnya
Perang Antasari terus melakukan pertempuran bersama rakyat
Antasari diangkat menjadi sultan dgn gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
Pangeran Antasari yg sudah berusia lanjut akhirnya jatuh sakit dan meninggal tgl 31 Oktober 1862
Setelah Antasari wafat, perjuangan di lanjutkan oleh putranya yg bernama Gusti Matseman bersama pejuang lain. Namun, perlawanan rakyat Banjar semakin hari makin melemah