• img

    Post with Images and Headers

    Suspendisse vel lorem nec mi posuere porttitor. Sed aliquam felis sed orci fermentum nec interdum magna ultricies. Aenean convallis arcu quis ante pulvinar et feugiat nisi ullamcorper...
  • img

    Aliquam eros leo, interdum

    Aliquam eros leo, interdum blandit sollicitudin ut, porttitor non ante. Quisque tellus urna, aliquet ut fermentum ullamcorper, rutrum sit amet sapien. In orci massa, placerat id convallis non, ...
  • img

    Cumma Sociss Natuqoe Ie

    Mauris eu neque felis, ac feugiat enim. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Praesent accumsan erat sit amet metus aliquam dapibus et ...
  • img

    Set Justoo Adio

    Sed justo odio, malesuada ut tincidunt tincidunt, sollicitudin vel dolor. Nulla malesuada bibendum sagittis. Nunc metus metus, posuere eu egestas at, consequat sed leo. Sed eget nunc at ...
  • img

    Suspendiesse Sodales

    Suspendisse sodales magna quis nisi consectetur convallis semper in odio. Nullam id metus est. Vestibulum quis tellus metus. Nam elementum, turpis a dignissim lobortis, est sem molestie sem, ...

KEUTAMAAN HAJI DAN UMRAH

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Jumat, 28 Oktober 2011 , in
1. Allah ta'ala berfirman :
 ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا ومن كفر فإن الله غني عن العلمين 
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup melaksanakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) dari semesta alam.” (Ali-Imran : 97)
2. Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam bersabda :
“Umrah ke umrah adalah penghapus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak mempunyai pahala selain surga.” (Muttafaq alaih).
3. Rasululloh bersabda :
“Baragsiapa melakukan haji tanpa berbuat keji dan tidak fasiq, maka ia kembali tidak berdosa sebagaimana waktu ia dilahirkan oleh ibunya.” (Muttafaq alaih).
4. Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam bersabda :
“Ikutilah saya dalam ibadah haji kalian.” (Riwayat Muslim).
5. Segeralah melaksanakan ibadah haji jika anda sudah cukup mempunyai bekal pulang pergi tanpa perlu memikirkan pembiayaan selain haji seperti membeli hadiah, permen dan lain sebagainya karena Allah tidak menerimanya. Segeralah pergi haji sebelum jatuh sakit, miskin atau mati dalam keadaan ingkar kepada Allah, karena haji merupakan salah satu rukun Islam.
6. Harta yang dipakai untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah harus halal sehingga ibadah haji dan umrah tersebut dapat diterima oleh Allah.
7. Haram bagi wanita pergi haji tanpa disertai muhrimnya, karena Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam bersabda :
“Dan janganlah wanita pergi kecuali daengan muhrimnya.” (Muttafaq alaih).
8. Damailah dengan lawanmu, bayar hutangmu, nasehati keluargamu agar tidak berlebih-lebihan dalam berhias, kendaraan, makanan manisan, pemotongan kurban dan lain sebagainya, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an :
 كلوا واشربوا ولا تسرفوا
“Makanlah, minumlah dan jangan kamu berlebih-lebihan.” (Ah-A’raf : 30).
9. Haji merupakan konferensi besar bagi umat Islam untuk saling berkenalan, berkasih-kasihan dan saling membantu untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan mereka dan agar mereka menyaksikan manfaat bagi mereka dalam urusan agama dan dunia.
10.Yang penting sekali, agar kamu dapat menyelesaikan kesulitan kamu dengan minta pertolongan dan berdo’a hanya kepada Allah semata. Allah berfirman :
قل إنما أدعو ربي ولا أشرك به أحدا
“Katakanlah : sesunguhnya aku hanya berdo’a kepada Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun denganNya.” (Al-Jin : 20).
11.Umrah bisa dilaksanakan seetiap waaktu, tapi jika dilaksanakan pada bulan Ramadhan lebih utama, sebagaimana sabda Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam :
قال رسول الله عمرة رمضان تعدل حجة. متفق عليه.
“Umrah pada bulan Ramadhan seimbang nilainya dengan haji.” (Muttafaq alaih).
12.Shalat di masjid Ka’bah lebih baik dari seratus ribu shalat di tempat lain, sebagaimana sabda Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam :
صلاة في مسجدي أفضل من ألف صلاة فيما سواه من المساجد إلا مسجد الكعبة. رواه مسلم.
“Shalat di masjidku lebih utama dari seribu shalat di masjid lain kecuali masjid Ka’bah.” (Riwayat Muslim).
Sabda beliau juga :
وصلاة في المسجد الحرام أفضل من صلاة في مسجدي هذا بمائة صلاة. صحيح رواه أحمد
“Shalat di masjid haram lebih utama seeratus kali daripada shalat di masjidku.” (Riwayat Ahmad)
jadi 1000 x 100 shalat = 100.000 shalat.
13.Hendaklah anda mengerjakan haji tamattu’, yaitu umrah, lalu tahallul, kemudian haji. Berdasarkan sabda Nabi hallallahu'alaihi wasallam :
“Wahai pengikut Muhammad, barangsiapa di antara kamu yang mengerjakan haji maka supaya memulai dengan umrah dalam hajinya itu.” (riwayat ibnu Hibban dan dinyatakan shahih oleh Al-Albabani)


PEKERJAAN DALAM UMRAH

1. Ihram : pakailah pakaian ihram di miqat( [1]) sambil mengucapkan :
لبيك اللهم عمرة
“Dan keraskan suaramu dengan membaca talbiyah”
لبيك اللهم لبيك
2. Tawaf ; jika anda sudah sampai di Makkah, pergilah ke masjid Haram dan lakukan tawaf keliling Ka’bah tujuh kali dimulai dari Hajar Aswad sambil mengucapkan :
بسم الله والله أكبر
Ciumlah Hajar Aswad jika dapat, kalau tidak dapat maka tunjuklah dengan jari-jari kananmu.. usaplah rukun Yamani dengan tangan kananmu setiap kali kalau dapat, tanpa mencium atau menunjuk dengan jari-jari tangan. Ucapkanlah antaran dua rukun (Yamani dan Hajar Aswad) do’a berikut ini :
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
“kemudian shalatlah dua rakaat di belakang maqam Ibrahim dengan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan membaca surat Al-Ikhlas pada rakaat ke dua.

3. Sa’i : naiklah ke shafa. Menghadaplah ke kiblat sambil mengangkat tangan ke langit dan mengucapkan :
إن الصفا والمروة من شعائر الله. أبدأ بما بدأ الله به.
“dan bertakbiralah tiga kali, tanpa menunjuk dengan jari-jari tangan, kemudian ucapkan tiga kali kalimat berikut :
لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير لا إله إلا الله وحده أنجز وعده وصدق وعده وهزم الأحزاب وحده.
Ucapkan hal ini di shafa dan marwa berkali-kali dengan do’a. berjalan cepat antara shafa dan marwa antara dua garis hijau. Sa’i dilakukan tujuh kali, berangkat dihitung sekali dan pulang dihitung sekali.
4. Cukurlah semua rambutmu atau potonglah pendek. Bagi wanita cukup dipotong sedikit saja. Hal ini disebut tahallul.

PEKERJAAN DALAM HAJI( [2])

Ihram, bermalam di Mina, Wukuf di Arafah, bermalam di muzdalifah, melempar jumrah, menyembelih kurban, memotong rambut, Tawaf dan Sa’i.
1. Berpakaianlah pakaian ihram di Makkah pada hari ke tujuh pada bulan Zul Hijjah sambil mengucapkan :
لبيك اللهم حجة.
Pergi ke mina dan bermalam di sana, kemudian shalat lima waktu dengan di qashar sehingga shalat zuhur, Asar dan Isya’ kamu kerjakan masing-masing dua rakaat, pada waktunya.
2. Pergi ke Arafah pada hari ke sembilan setelah terbit matahari, shalat dzuhur dan Asar di jama’ taqdim dengan sekali azan dua iqomat tanpa shalat sunnat. Perhatikan bahwa kamu benar-benar berada di Arafah, sedang dalam keadaan tidak berpuasa, mengucapkan talbiyah dan hanya memanggil Allah semata, karena wuquf di Arafah merupakan rukun yang paling pokok.
3. Tinggalkan Arafah setelah tenggelam matahari dengan tenang menuju muzdalifah. Shalat maghrib dan isya’ dengan jama’ ta’khir. Bermalam di muzdalifah untuk dapat shalat subuh dan dzikir kepada Allah di Masy’aril haram. Bagi kaum lemah diperbolehkan untuk tidak bermalam( [3]).
4. Tinggalkan Muzdalifah sebelum terbit matahari dengan berangkat menuju ke Mina pada hari raya dan lemparlah jumrah kubra dengan tujuh batu kerikil sambil bertakbir, waktunya setelah terbit matahari sampai malam.
5. Potonglah kurban di Mina atau di Makkah pada hari raya dan tasyriq, makanlah daging kurban tersebut dan berikan kepada kaum fuqara. Jika tidak bisa membeli kurban, maka berpuasalah tiga hari pada waktu haji dan tujuh hari jika kamu telah pulang ke keluargamu. Seorang perempuan mempunyai kewajiban menyembelih kurban atau berpuasa sama dengan kewajiban lelaki. Dan ini untuk tamattu’.
6. Cukurlah rambutmu atau potong pendek dan mencukur semua rambut lebih utama. Kemudian berpakaianlah dengan pakaian biasa, dan dihalalkan bagimu segala sesuatu kacuali bergaul dengan perempuan.
7. Kembalilah ke Makkah, melakukan tawaf tujuh kali, dan sa’i antara shafa dan Marwa tujuh kali (pergi dihitung sekali dan pulang dihitung sekali). Setelah itu kamu boleh lagi bergaul dengan isterimu. Boleh juga mengakhirkan thawaf sampai hari tasyriq yang terakhir.
8. Kembalilah ke Mina pada hari raya dan wajib bermalam di sana. Kemudian lemparlah ketiga jumrah dimulai dari jumrah kecil setiap hari setelah zuhur sampai malam dengan tujuh kerikil pada setiap jumrah. Setiap melemparkan satu kerikil mengucapkan takbir dan tahu bahwa lemparannya jatuh pada sasaran, jika tidak sampai agar diulangi. Disunatkan untuk wuquf setelah melempar jumrah sughra dan wustha untuk berdo’a dengan mengangkat kedua belah tangan. Diperbolehkan bagi kaum wanita, orang-orang sakit, anak-anak kecil dan orang-orang yang lemah untuk mewakilkan kepada orang lain dalam melempar jumrah tersebut. Sebagaimana diperbolehkan mengakhirkan waktu melempar jumraah sampai hari kedua atau ketiga dalam keadaan terpaksa.
9. Tawaf wada’ adalah wajib, dan bepergian dilakukan langsung setelah tawaf wada’ (bagi yang meninggalkannya wajib membayar dam begitu juga bagi yang tidak melempar jumrah atau tidak bermalam. Pent.).

ADAB-ADAB DALAM HAJI DAN UMRAH

1. Ikhlaskan hajimu hanya untuk Allah semata sambil mengucapkan :
اللهم هذه حجة لا رياء فيها ولا سمعة
2. Kawanilah para ahli kebaikan dan berbaktilah kepada mereka serta sabarlah terhadap gangguan tetanggamu.
3. Waspadalah dalam mengisap dan membeli rokok. Hal itu adalah haram, membahayakan badan, tetangga, harta dan merupakan maksiat kepada Allah.
4. Pergunakanlah siwak ketika shalat dan ambillah siwak, air zam-zam dan korma sebagai hadiah, karena banyak hadits-hadits shahih yang menyebutkan keutamaannya.
5. Waspadalah dalam menyentuh kaum wanita dan melihat kepada mereka. Tutupilah isterimu dari kaum lalaki.
6. Janganlah melangkahi kepala orang yang shalat sehingga menyakiti mereka, dan duduklah sedekat mungkin.
7. Hati-hati lewat di depan orang yang sedang shalat meskipun di tanah Haram, karena itu merupakan parbuatan setan.
8. Perlahan-lahanlah dalam shalatmu, dan shalatlah menghadap ke pembatas (seperti tembok, punggung orang atau tas) dan pembatas makmum cukup dengan imam mereka.
9. Berlemah lembutlah dengan orang-orang di sekitarmu ketika tawaf, sa’i, melempar jumrah dan mencium hajar aswad, karena hal itu diperintahkan.
10.Janganlah berdo’a kepada selain Allah seperti kepada orang-orang yang sudah mati karena hal itu perbuatan syirik yang dapat membatalkan haji dan amal baik. Allah berfirman :
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65) سورة الزمر.
“Jika kamu mempersekutkan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar : 65).

SOPAN SANTUN DI MASJID NABAWY

1. Jika kamu memasuki masjid dahulukan kaki kanan dan ucapkanlah :
اللهم صل على محمد اللهم افتح لي أبواب رحمتك
“Ya Tuhanku, berilah shalawat kepada Nabi Muhammad. Ya Alloh bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmatMu.”
2. Lakukanlah shalat tahiyatul masjid dau rakaat dan sampaikanlah salam kepada Rasul sambil mengucapkan :
السلام عليك يا رسول الله السلام عليك يا أبا بكر السلام عليك يا عمر.
Kemudian menghadaplah kiblat ketika berdo’a.
Dan ingatlah sabda beliau :
“Jika kamu meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon petolongan mohonlah kepada Allah.” (hadits hasan shahih, riwayat Turmudzi)
3. Menziarahi masjid Rasulullah hallallahu'alaihi wasallam dan menyampaikan salam kepadanya adalah mustahab, tidak menentukan sahnya haji dan tidak mempunyai waktu tertentu.
4. Janganlah menyentuh atau mencium jendela atau dinding atau yang lain karena hal itu diharamkan.
5. Berjalan mundur ketika meninggalkan masjid Nabawi adalah bid’ah, tidak ada dalil yang mendasarinya.
6. Perbanyaklah mengucapkan shalawat atas Rasululloh hallallahu'alaihi wasallam karena sabdanya :
قال رسول الله من صلى علي واحدة صلى الله عليه بها عشرا. رواه مسلم
7. Dianjurkan ziarah ke kuburan bagi’ dan para syuhada uhud, bukan ke masjid sab’ah (tujuh Masjid).
8. Bepergian ke Madinah hendaknya dengan niat ziarah masjid Nabawy dan mengucapkan salam kepada Nabi ketika masuk, karena shalat di masjid Nabi hallallahu'alaihi wasallam lebih utama seribu shalat daaripada shalat di masjid yang lain, dan sabda Nabi :
“Tidak boleh bepergian dengan persiapan safar kecuali ke tiga masjid, yaitu : Masjid Al-Haram, Masji Al-Aqsha, dan masjidku ini.” (hadits Muttafaq alaih).



________________________________________

Kenapa Nabi Isa Di Juluki Al Masih ?

Diposting oleh Ismail Dewantoro , in
Kenapa Nabi Isa Di Juluki Al Masih ?

Jawab:

Tidak diragukan lagi, bahwa nama aslinya adalah Isa. Nama itulah yang disebutkan dalam al-Quran seperti dalam ayat :



Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: "Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,09

berikutnya dalam ayat yang artinya:
Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya 10

dan ayat yang artinya:

dan Zakariya, Yahaya, `Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh 11

dan ayat yang artinya:
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai `Isa putera Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu. 12

Dan masih banyak lagi ayat yang lain.

Setelah itu nama al-Masih termaktub di beberapa ayat, di antaranya dalam ayat yang artinya:

(Ingat!ah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorangputera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera Maryam.13

dan firman Allah yang artinya:
al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah.14

dan firman Allah yang artinya:
Sesungguhnya al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam. 15

Sebagian ulama Salaf berpendapat, nabi Isa dijuluki al-Masih dati kata saaha, yaitu karena sering berpindah tempat atau banyak berjalan kaki. Pendapat lain mengatakan karena telapak kakinya datar. Dan ada juga yang memberi alasan kata al-Masih dari akar kata ma sa ha, karena setiap kali ia mengusap orang yang berpenyakit pasti sembuh dengan izin Allah.

Laits dan Abu `Ubaid berkata, kata al-Masih berasal dari bahasa Ibrani, Machih. Kemudian diserap ke dalam bahasa Arab, dan lafadznya ikut berubah dari huruf Syin Masyih menjadi huruf Sin Masih. Oleh sebab itu, maka kata al-Masih tidak ada akar katanya dalam bahasa Arab. Namun mayoritas ulama (jumhur) berpendapat, bahwa kata al-Masih itu adalah musytaq (memiliki akar kata). Menurut ahli bahasa yang lain, kata ol-Mosih berarti as¬Siddiq (yang membenarkan). Pendapat lain mengatakan, karena sentuhan (masaha) nabi Zakariya kepada Isa. Dan juga yang memberi alasan karena nabi Isa berkelana di bumi (dari kata masaha yang artinya qatha'a: menempuh jarak). Berikutnya ada ahli bahasa yang memberi alasan, karena nabi Isa terlahir ke bumi tubuhnya sudah terolesi minyak (dari kata masaha). Pendapat lain, karena nabi Isa ketika lahir disentuh oleh keberkahan. Pendapat berikutnya, masih dari kata masaha yang artinya khalaqa; nabi Isa diciptakan Allah dengan fisik yang sempurna dan bagus. Dan masih banyak lagi pendapat lain, sebagaimana diterangkan Nawawi dalam Syarh Muslim. 16 Wallahu'alam.

Apa hukum merayakan kelahiran al-Masih as (natal)

Diposting oleh Ismail Dewantoro , in
Apa hukum merayakan kelahiran al-Masih as (natal) sebagaimana yang diperbuat orang-orang 'Nasrani pada saat ini?

Jawab:

Allah swt. telah mensyari`atkan kepada kaum muslimin untuk merayakan hari-hari besar mereka dengan shalat, zikir, bersyukur dan memperlihatkan nikmat-nikmat Allah atas mereka. Dan dengan itulah Allah swt. telah mengganti hari-hari besar mereka dari hari¬hari besar lainnya yang biasa diisi dengan permainan dan hiburan. Maka oleh karena itu, kaum muslimin wajib membatasi diri dengan merayakan hari-hari besar yang disyari`atkan saja, yaitu hari raya mingguan yang berupa shalat jum`at, hari raya fitri dan hari raya adha. Berdasarkan ini, kaum muslimin tidak boleh merayakan hari¬hari besar orang Nasrani, hari-hari besar orang Yahudi dan hari¬hari besar orang-orang kafir lainnya, bahkan mereka harus menjadikan hari-hari besar tersebut seperti hari-hari biasa. Demikian pula kaum muslimin tidak boleh mengucapkan selamat hari raya kepada mereka dan mendoakan mereka, atau mencari keberkahan dengan hari raya tersebut. Tujuannya adalah, agar kaum muslimin memiliki karakteristik dan syi`ar-syi`ar tersendiri yang telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. dan telah dijalankan oleh mayoritas orang-orang terdahulu sampai orang-orang yang datang belakangan dari mereka.184



184. Berkata Ibn al-Qayyim -rahimahullah- dalam kitabnya: Ahkaam Ahli az-Zimmah (1/ 441): "Adapun memberi ucapan selamat atas syi' ar-syi' ar kafir yang sifatnya khusus, maka hukumnya adalah haram menurut kesepakatan ulama. Misalnya memberi ucapan selamat hari raya atau selamat berpuasa kepada mereka dengan mengatakan: Selamat hari raya atau lain sebagainya. Sebab hal ini, sekalipun orang yang mengucapkannya tidak sampai kepada kekafiran, namun perbuatan itu termasuk perbuatan yang diharamkan. Kedudukannya sama seperti mengucapkan selamat kepadanya karena ia sujud kepada salib, bahkan perbuatan itu lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih tercela daripada memberi ucapan setamat karena meminum khamr, membunuh orang, mengerjakan zina dan lain sebagainya.
Aku katakan, wa billahi at-taufiq, "Sesungguhnya memberi ucapan selamat hari raya kepada orang-orang Nasrani adalah perkara yang diharamkan berdasarkan ijma' ulama. Lebih haram lagi jika ikut serta merayakannya bersama mereka. Karena keikut sertaan tersebut berarti mengakui agama mereka yang sudah dirubah-rubah itu. Dan ini bertentangan dengan firman Al(ah swt.: "Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyaloh Islam" (QS. Ali Imran: 19) dan firman-Nya yang artinya: "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak-lah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Ali Imran: 85). Hanya kepada Allah-lah kita memohon keselamatan".

Apa Hukumnya Kaum Muslimin Masuk ke Gereja

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Kamis, 27 Oktober 2011 , in
Apakah boleh masuk ke gereja untuk mendengar apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani tentang Isa as.? Bagi pelajar-pelajar muslim yang belajar di luar negri, menurut syara' apa hukumnya mereka pergi ke gereja jika, mereka diwajibkan untuk menghadiri jadwal pelajaran di sana atau mendengarkan ceramah dari salah seorang pendeta?

Jawab:

Bagi orang muslim tidak boleh masuk ke tempat-tempat ibadah orang-orang kafir seperti kuil, gereja, pura, biara dan tempat-tempat peribadatan mereka, karena hal itu mengandung makna pengakuan terhadap ibadah mereka, meniru-niru mereka dan mendorong or¬ang-orang yang jahil untuk mendatangi tempat-tempat ibadah kalangan kafir tersebut sehingga, sebagian orang-orang yang jahil (bodoh) itu terpedaya oleh mereka dan mendekatkan diri seperti cara-cara mereka beribadah. Akan tetapi, jika orang yang masuk itu termasuk orang yang memiliki ilmu, iman dan pengetahuan yang kuat tentang ajaran-ajaran Islam, dan ia masuk untuk mendengarkan apa yang mereka katakan sehingga, ia dapat membantah mereka atau mengetahui perselisihan dan perbantahan mereka untuk memperingatkan dan menjelaskan kerancuan mereka, serta menjelaskan kerancuan mithos (cerita-cerita) dan khurafat¬khurafat yang mereka perbuat, agar ia benar-benar mengerti tentang agamanya sendiri, dan mengetahui perbedaan besar antara Islam dan agama-agama lainnya, ataupun ia masuk ke gereja-gereja untuk melihat bentuk bangunannya dan cara mendirikannya sehingga ia dapat memperingatkan kaum muslimin agar waspada jangan sampai meniru-niru mereka dalam masalah tempat-tempat ibadah dan ciri-ciri khas mereka, maka ia boleh melakukan hal itu. wallahu a `lam

Adapun kepergian para pelajar muslim ke gereja-gereja untuk mengikuti jadwal pelajaran, atau mendengar ceramah pendeta, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan, terutama oleh putera puteri kaum muslimin yang belum kuat aqidahnya dan belum menguasai hakikat agamanya. Bisa jadi sewaktu berangkat ke negara-negara tersebut, mereka belum mendalami pengetahuan agama yang benar, lalu mereka tumbuh di antara orang-orang Nasrani itu. Maka orang¬orang semacam mereka itu dapat terpedaya dengan apa yang mereka dengar dari para missionaris yang mengerahkan upaya sekuat tenaga untuk mengkristenkan orang-orang yang sanggup mereka kristenkan, dan tidak sungkan-sungkan mengeluarkan banyak dana untuk melakukan propaganda bagi agama mereka. Ketika para pemuda pergi ke tempat-tempat ibadah itu dan melihat gambar-gambar tersebut, serta mendengar ceramah-ceramah para pendeta yang berlebih-lebihan memuji dan menyanjung agama Masehi, maka mereka tidak dapat dijamin tidak terpengaruh dengan propaganda-propaganda semacam itu. Oleh karenanya, menjadi kewajiban bagi kaum muslimin untuk mengingatkan putera-puteri mereka agar tidak mendengarkan ucapan orang-orang Nasrani itu, dan mengingatkan mereka agar jangan masuk ke gereja-gereja tersebut semampunya. wallahu a`lam

SYARAT DITERIMANYA TAUBAT

Diposting oleh Ismail Dewantoro , in
Adapun syarat diterimanya taubat yaitu :
1. Ikhlas : artinya taubat pelaku dosa harus ikhlas, semata-mata karena Allah, bukan karena lainnya.
2. Menyesal : atas dosa yang telah diperbuatnya.
3. Meninggalkan sama-sekali maksiat yang telah dilakukannya.
4. Tidak mengulangi : artinya seorang mslim harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
5. Istighfar : memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan terhadap hakNya.
6. Memenuhi hak bagi orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya tersebut.
7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya sebelum tiba ajalnya. Sabda Nabi hallallahu'alaihi wasallam :
“Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seseorang hambanya selama belum tercabut nyawanya.” (hadits hasan riwayat Turmudzi).

Nasihat Untuk Para Mualaf

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Jumat, 21 Oktober 2011 , in
Kapan Isa as. akan turun? Apakah ada tanda-tanda turunnya? Dan berapa lama al¬Masih akan tinggal di bumi?

Apa pengarahan yang dapat anda berikan kepada orang yang baru masuk agama Islam dan beriman kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai nabi dan rasul, setelah sebelumnya ia memeluk agama Nasrani dan meyakini I'tiqad-i'tiqad yang menyimpang itu?

Jawab:

Nasehat kami kepada orang-orang yang baru masuk agama Islam:
Pertama: Hendaklah ia mulai mempelajari dalil-dalil dan keterangan-keterangan yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad saw. agar ia merasa yakin akan kebenaran risalahnya.
Kedua: Hendaklah ia serius membaca al-Qur'an dan mempelajari makna-makna, serta perintah-perintah dan larangan¬larangan yang dikandungnya.
Ketiga: Hendaklah ia mempelajari bahasa Arab, baik cara membaca, menulis dan menuturkannya, serta mempelajari makna kata-katanya supaya ia dapat memahami firman Allah swt. dan sabda Nabi saw.
Keempat: Hendaklah ia mempunyai keinginan kuat untuk mempelajari aqidah Islamiyah yang dipegang teguh oleh kaum ahli sunnah dan salaf; yaitu aqidah yang bersumber dari al-Qur`an, Sunnah, dan atsar-atsar yang shahih dari para sahabat dan para imam-imam besar.
Kelima: Hendaklah ia mengenali bid`ah-bid`ah dan perkara¬perakara baru yang diperbuat oleh kebanyakan orang-orang yang menyimpang supaya ia berhati-hati terhadap syubhat-syubhat dan propaganda-propaganda mereka yang menyesatkan serta menjauhkannya dari agama Islam yang benar.
Keenam: Hendaklah ia memperdalam agama dan mempelajari syari`at dan kandungannya, baik berupa ibadah¬ibadah, ketaatan-ketaatan, hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan, maupun etika dan akhlak serta perlakuan-perlakuan yang menjelaskan sasaran syari`at ini dan ketinggian ajaran¬ajarannya.
Ketujuh: Hendaklah ia mempunyai keinginan yang kuat untuk mengamalkan dan mengaplikasikan segala apa yang telah ia ketahui ataupun yang ia dengar berupa amalan-amalan sunat, sebab buah ilmu adalah amal. Termasuk rukun-rukun dan kewajiban-kewajiban serta semua anjuran-anjuran yang diserukan oleh syari`at Islam.
Kedelapan: Waspadalah terhadap perbuatan-perbuatan maksiat dan penyimpangan-penyimpangan serta hal-hal yang diharamkan, sekalipun itu termasuk kebiasaan-kebiasaan yang banyak dilakukan pada berbagai bangsa, seperti minuman¬minuman keras dan narkotika. Selain itu hendaklah ia menjauhkan diri dari pergaulan bersama para pelaku maksiat dan penyeru kesesatan.
Kesembilan: Hendaklah bersabar menghadapi musibah, cobaan, ujian dan kesengsaraan yang menimpa di jalan Allah, baik berupa kesempitan hidup, kesusahan, kemiskinan, maupun berupa siksaan, penganiyaan, penjara dan kelaliman dari musuh-musuh Allah yang berusaha merintangi sampainya agama Allah kepada orang lain.
Kesepuluh: Hendaklah ia melakukan dakwah kepada Allah dan menjelaskan ajaran-ajaran Islam dan sasaran-sasarannya kepada para kerabat, tetangga, dan teman-teman sepergaulannya dari orang-orang Nasrani dan lainnya, serta mendorong mereka untuk memeluk agama Islam sembari menceritakan akibat yang baik bagi orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah.

Dengan demikian selamatlah agamanya dan syahidlah di atas agama Islam yang benar; yaitu agama yang hanya diterima Allah tidak ada agamapun selainnya yang diterima. wallahu a`la, wa shallallahu `ala muhammad wa aaalihi wa shahbihi wa sallam

Artikel Tauhid kepada Allah

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Rabu, 19 Oktober 2011 , in
Artikel Tauhid

A. KEUTAMAAN TAUHID
1. Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-An'am: 82)

Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan, "Ketika ayat ini turun, banyak umat Islam yang merasa sedih dan berat. Mereka berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku zhalim kepada dirinya sendiri? Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menjawab:

"Yang dimaksud bukan (kezhaliman) itu, tetapi syirik. Belumkah kalian mendengar nasihat Luqman kepada puteranya, "Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah (syirik) benar-benar suatu kezhaliman yang besar" (Luqman: 13) (Mutafaq Alaih)

Ayat ini memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengesakan Allah. Orang-orang yang tidak mencampur adukkan antara keimanan dengan syirik. Serta menjauhi segala bentuk perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna dari siksaan Allah di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia.

2. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang. Cabang yang paling utama adalah 'Laa Ilaaha Illallah'dan cabang paling rendah adalah menyingkirkan kotoran dari jalan." (HR. Muslim)
B. TAUHID PENGANTAR BAHAGIA DAN PELEBUR DOSA
Dalam kitab Dalilul Muslim fil I'tiqaadi wat Tathhiir karya Syaikh Abdullah Khayyath dijelaskan, "Dengan kemanusiaan dan ketidakmaksumannya, setiap manusia berkemungkinan terpeleset, terjerumus dalam maksiat kepada Allah."
Jika dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dari kotoran-kotoran syirik maka tauhidnya kepada Allah, serta ikhlasnya dalam mengucapkan "Laa ilaaha illallah" menjadi penyebab utama bagi kebahagiaan dirinya, serta menjadi penyebab bagi penghapusan dosa-dosa dan kejahatannya. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam :
"Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya, dan kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh daripadaNya, dan (bersaksi pula bahwa) Surga adalah benar adanya dan Neraka pun benar adanya maka Allah pasti memasukkannya ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, segenap persaksian yang dilakukan oleh seorang muslim sebagaimana terkandung dalam hadits di atas mewajibkan dirinya masuk Surga, tempat segala kenikmatan. Sekalipun dalam sebagian amal perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
"Hai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, niscaya Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula." (HR. At-Tirmidzi dan Adh-Dhayya', hadits hasan)
Maknanya, seandainya engkau datang kepadaKu dengan dosa dan maksiat yang banyaknya hampir sepenuh bumi, tetapi engkau meninggal dalam keadaan bertauhid, niscaya aku ampuni segala dosa-dosamu itu.
Dalam hadits lain disebutkan:
"Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka." (HR. Muslim)
Hadits-hadits di atas menegaskan tentang keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor terpenting bagi kebahagiaan seorang hamba. Tauhid juga merupakan sarana yang paling agung untuk melebur dosa-dosa dan maksiat.
C. MANFAAT TAUHID
Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama'ah, niscaya akan menghasilkan buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah:
1. Memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk lainnya:

Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan.

Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan hidup dari kekuasaan para Fir'aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.

Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut jahiliyah menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam . Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illallah sebagai suatu permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan menggulingkan para penguasa yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya, serta meninggikan derajat orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.

2. Membentuk kepribadian yang kokoh:

Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo'a kepadaNya dalam keadaan sempit atau lapang.

Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang mati.
Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf Alaihissalam berkata:
"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa?" (Yusuf: 39)

Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan keteapan.

3. Tauhid sumber keamanan manusia:

Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa tenang ketika mereka kalut.
Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam firmanNya:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-An'am: 82)

Keamaan ini bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga polisi atau pihak keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia. Adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan.
Yang demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dan tidak mencampuradukkan tauhid mereka dengan syirik, karena mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang besar.

4. Tauhid sumber kekuatan jiwa:

Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan)Nya, sabar atas musibahNya, serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan semboyannya adalah sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

"Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Dan firman Allah Subhanahu wata'ala :
"Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri." (Al-An'am: 17)

5. Tauhid dasar persaudaraan dan persamaan:

Tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah, dan yang paling mulia di antara mereka adalah Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.
D. MUSUH-MUSUH TAUHID
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh. Yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (Al-An'am: 112)
Di antara hikmah dan kebijaksanaan Allah adalah menjadikan bagi para nabi dan du'at tauhid musuh-musuh dari jenis setan-setan jin yang membisikkan kesesatan, kejahatan dan kebatilan kepada setan-setan dari jenis manusia. Hal itu untuk menyesatkan dan menghalangi mereka dari tauhid yang merupakan dakwah utama dan pertama para nabi kepada kaumnya.
Sebab tauhid merupakan asas penting yang di atasnya dibangun dakwah Islam. Anehnya, sebagian orang berasumsi, dakwah kepada tauhid hanya akan memecah belah umat. Padahal justru sebaliknya, tauhid akan mempersatukan umat. Sungguh namanya saja (tauhid berarti mengesakan, mempersatukan) menunjukkan hal itu.
Adapun orang-orang musyrik yang mengakui tauhid rububiyah, dan bahwa Allah pencipta mereka, mereka mengingkari tauhid uluhiyah dalam berdo'a kepada Allah semata, dengan tidak mau meninggalkan berdo'a kepada wali-wali mereka. Kepada Rasulullah yang mengajak mereka mengesakan Allah dalam ibadah dan do'a, mereka berkata:
"Mengapa dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan." (Shaad: 5)
Tentang umat-umat terdahulu Allah berfirman:
"Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengata-kan, 'Dia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila.' Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas," (Adz-Dzaariyaat: 52-53)
Di antara sifat kaum musyrikin adalah jika mereka mendengar seruan kepada Allah semata, hati mereka menjadi kesal dan melarikan diri, mereka kufur dan mengingkarinya. Tetapi jika mendengar syirik dan seruan kepada selain Allah, mereka senang dan berseri-seri. Allah menyifati orang-orang musyrik itu dengan firmanNya:
"Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, dan apabila nama sesembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati." (Az-Zumar: 45)
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
"Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah diperseku-tukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar," (Ghaafir: 12)
Ayat-ayat di atas meski ditujukan kepada orang-orang kafir, tetapi bisa juga berlaku bagi setiap orang yang memiliki sifat seperti orang-orang kafir. Misalnya mereka yang mendakwahkan dirinya sebagai orang Islam, tetapi memerangi dan memusuhi seruan tauhid, membuat fitnah dusta kepada mereka, bahkan memberi mereka julukan-julukan yang buruk. Hal itu dimaksudkan untuk menghalangi manusia menerima dakwah mereka, serta menjauhkan manusia dari tauhid yang karena itu Allah mengutus para rasul.
Termasuk dalam golongan ini adalah orang-orang yang jika mendengar do'a kepada Allah hatinya tidak khusyu'. Tetapi jika mendengar do'a kepada selain Allah, seperti meminta pertolongan kepada rasul atau para wali, hati mereka menjadi khusyu' dan senang. Sungguh alangkah buruk apa yang mereka kerjakan.






MACAM-MACAM TAUHID
Tauhid adalah mengesakan Allah Subhanahu wata'ala dengan beribadah kepadaNya semata. Ibadah merupakan tujuan penciptaan alam semesta ini. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan Aku (Allah) tidah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzaariyaat: 56)
Maksudnya, agar manusia dan jin mengesakan Allah Subhanahu wata'ala dalam beribadah dan mengkhususkan kepadaNya dalam berdo'a.
Tauhid berdasarkan Al-Qur'anul Karim ada tiga macam:
1. TAUHID RUBUBIYAH

Yaitu pengakuan bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wata'ala adalah Tuhan dan Maha Pencipta. Orang-orang kafir pun mengakui macam tauhid ini. Tetapi pengakuan tersebut tidak menjadikan mereka tergolong sebagai orang Islam. Allah Subhanahu wata'ala berfirman,
"Dan sungguh, jika Kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka', niscaya mereka menjawab,'Allah'." (Az-Zukhruf: 87)

Berbeda dengan orang-orang komunis, mereka mengingkari keberadaan Tuhan. Dengan demikian, mereka lebih kufur daripada orang-orang kafir jahiliyah.

2. TAUHID ULUHIYAH

Yaitu mengesakan Allah Subhanahu wata'ala dengan melakukan berbagai macam ibadah yang disyari'atkan. Seperti berdo'a, memohon pertolongan kepada Allah, thawaf, menyembelih binatang kurban, bernadzar dan berbagai ibadah lainnya.

Macam tauhid inilah yang diingkari oleh orang-orang kafir. Dan ia pula yang menjadi sebab perseteruan dan pertentangan antara umat-umat terdahulu dengan para rasul mereka, sejak Nabi Nuh alaihissalam hingga diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam.

Dalam banyak suratnya, Al-Qur'anul Karim sering memberikan anjuran soal tauhid uluhiyah ini. Di antaranya, agar setiap muslim berdo'a dan meminta hajat khusus kepada Allah semata.
Dalam surat Al-Fatihah misalnya, Allah berfirman,
"Hanya Kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah Kami memohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5)

Maksudnya, khusus kepadaMu (ya Allah) kami beribadah, hanya kepadaMu semata kami berdo'a dan kami sama sekali tidak memohon pertolongan kepada selainMu.
Tauhid uluhiyah ini mencakup masalah berdo'a semata-mata hanya kepada Allah, mengambil hukum dari Al-Qur'an, dan tunduk berhukum kepada syari'at Allah. Semua itu terangkum dalam firman Allah,
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku maka sembahlah Aku." (Thaha: 14)

3. TAUHID ASMA' WA SHIFAT

Yaitu beriman terhadap segala apa yang terkandung dalam Al-Qur'anul Karim dan hadits shahih tentang sifat-sifat Allah yang berasal dari penyifatan Allah atas DzatNya atau penyifatan Rasulullah Subhanahu wata'ala.

Beriman kepada sifat-sifat Allah tersebut harus secara benar, tanpa ta'wil (penafsiran), tahrif (penyimpangan), takyif (visualisasi, penggambaran), ta'thil (pembatalan, penafian), tamtsil (penyerupaan), tafwidh (penyerahan, seperti yang.banyak dipahami oleh manusia) .

Misalnya tentang sifat al-istiwa ' (bersemayam di atas), an-nuzul (turun), al-yad (tangan), al-maji' (kedatangan) dan sifat-sifat lainnya, kita menerangkan semua sifat-sifat itu sesuai dengan keterangan ulama salaf. Al-istiwa' misalnya, menurut keterangan para tabi'in sebagaimana yang ada dalam Shahih Bukhari berarti al-'uluw wal irtifa' (tinggi dan berada di atas) sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah Shallallahu'alaihi wasallam. Allah berfirman,
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syuura: 11)
Maksud beriman kepada sifat-sifat Allah secara benar adalah dengan tanpa hal-hal berikut ini:
1. Tahrif (penyimpangan): Memalingkan dan menyimpangkan zhahirnya (makna yang jelas tertangkap) ayat dan hadits-hadits shahih pada makna lain yang batil dan salah. Seperti istawa (bersemayam di tempat yang tinggi) diartikan istaula (menguasai).

2. Ta'thil (pembatalan, penafian): Mengingkari sifat-sifat Allah dan menafikannya. Seperti Allah berada di atas langit, sebagian kelompok yang sesat mengatakan bahwa Allah berada di setiap tempat.

3. Takyif (visualisasi, penggambaran): Menvisualisasikan sifat-sifat Allah. Misalnya dengan menggambarkan bahwa bersemayamnya Allah di atas 'Arsy itu begini dan begini. Bersemayamnya Allah di atas 'Arsy tidak serupa dengan bersemayamnya para makhluk, dan tak seorang pun yang mengetahui gambarannya kecuali Allah semata.

4. Tamtsil (penyerupaan): Menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhlukNya. Karena itu kita tidak boleh mengatakan, "Allah turun ke langit, sebagaimana turun kami ini". Hadits tentang nuzul-nya Allah (turunnya Allah) ada dalam riwayat Imam Muslim.
Sebagian orang menisbatkan tasybih (penyerupaan) nuzul ini kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Ini adalah bohong besar. Kami tidak menemukan keterangan tersebut dalam kitab-kitab beliau, justru sebaliknya, yang kami temukan adalah pendapat beliau yang menafikan tamtsil dan tasybih.

5. Tafwidh (penyerahan): Menurut ulama salaf, tafwidh hanya pada al-kaif (hal, keadaan) tidak pada maknanya. Al-Istiwa' misalnya berarti al-'uluw (ketinggian), yang tak seorang pun mengetahui bagaimana dan seberapa ketinggian tersebut kecuali hanya Allah. Tafwidh (penyerahan): Menurut Mufawwidhah (orang-orang yang menganut paham tafwidh) adalah dalam masalah keadaan dan makna secara bersamaan. Pendapat ini bertentangan dengan apa yang diterangkan oleh ulama salaf seperti Ummu Salamah, Rabi'ah guru besar Imam Malik dan Imam Malik sendiri. Mereka semua sependapat bahwa, "Istiwa' (bersemayam di atas) itu jelas pengertiannya, bagaimana cara/keadaannya itu tidak diketahui, iman kepadanya adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah."

Arti Kufur

Diposting oleh Ismail Dewantoro
KUFUR BESAR DAN MACAMNYA

Kufur besar menjadikan orang yang bersangkutan keluar dari Islam. Kufur besar yaitu kufur dalam i'tiqad (kepercayaan). Macam-macam kufur ini ada banyak. Di antaranya:
1. Kufur dengan cara mendustakan:

Yaitu dengan mendustakan (tidak mempercayai) Al-Qur'an atau hadits, atau dengan mendustakan sebagian yang ada pada keduanya. Hal itu berdasarkan firman Allah,

"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang haq tatkala yang haq itu datang kepadanya? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?" (Al-Ankabuut: 68)

"Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab (Taurat) dan kufur (ingkar) terhadap sebagian yang lain?" (Al-Baqarah: 85)

2. Kufur karena enggan dan takabur, padahal sebenarnya ia percaya:

Yaitu tiadanya ketundukan pada kebenaran meskipun ia mengakui adanya kebenaran tersebut. Hal itu seperti kufurnya Iblis. Dalilnya adalah firman Allah,

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam'. Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al-Baqarah: 34)

3. Kufur dengan cara ragu-ragu terhadap adanya hari Kiamat, masalah- masalah ghaib atau mengingkari dan tidak mempercayainya:

Allah berfirman,
"Dan Aku tidak mengira hari Kiamat itu akan datang, dan seki-ranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya, 'Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sem-purna?" (A1-Kahfi: 36-37)

4. Kufur dengan cara berpaling:

Yaitu berpaling dari ajaran Islam serta tidak mempercayainya. Dalilnya adalah firman Allah,
"Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka". (Al-Ahqaaf: 3)

5. Kufur dengan cara nifaq:

Yaitu menampakkan kepercayaan terhadap Islam dengan lisan, tetapi tidak mengakuinya dalam hati serta menyelisihinya dalam amal perbuatan. Hal ini berdasarkan firman Allah,

"Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati, karena itu mereka tidak dapat mengerti". (Al-Munaafiquun: 3)

"Di antara manusia ada yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 8)

6. Kufur dengan cara menentang:

Yaitu orang yang mengingkari sesuatu dari agama yang diketahui secara umum. Seperti rukun Islam atau rukun iman. Sebagaimana orang yang meninggalkan shalat karena mempercayai bahwa shalat itu tidak wajib. Maka orang tersebut adalah kafir dan murtad dari agama Islam.

Demikian pula halnya dengan seorang hakim (penguasa) yang menentang hukum Allah. Berdasarkan firman Allah,

"Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu adalah orang-orang yang Kafir." (Al-Maa'idah: 44)

Ibnu Abbas berkata, "Barangsiapa menentang apa yang diturunkan oleh Allah maka dia adalah kafir."
KUFUR KECIL DAN MACAMNYA
Kufur kecil ialah kufur yang tidak menyebabkan orang yang bersangkutan keluar dari Islam. Di antara contohnya yaitu:
1. Kufur nikmat:

Hal ini berdasarkan firman Allah ketika menyeru orang-orang mukmin dari kaum Nabi Musa Alaihissalam:
"Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguh-nya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesung-guhnya adzabKu sangat pedih'." (Ibrahim: 7)

2. Kufur amal:

Yaitu setiap perbuatan maksiat yang oleh syara' dikategorikan perbuatan kufur, tetapi orang yang bersangkutan masih tetap berpredikat sebagai seorang mukmin. Seperti sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam,

"Mencaci-maki orang Islam adalah (perbuatan) fasik sedang memeranginya adalah (perbuatan) Kufur." (HR. Al-Bukhari)

"Tidaklah berzina seorang pezina, sedang ia dalam keadaan beriman. Dan tidaklah minum khamar, sedang ia dalam keadaan beriman." (HR. Muslim)

Perbuatan kufur semacam ini tidak menjadikan orang yang melakukannya keluar dari agama Islam (murtad), tetapi ia termasuk dosa besar.

3. Orang yang memutuskan hukum dengan selain yang diturunkan oleh Allah, sedangkan ia mengakui adanya hukum Allah.

Ibnu Abbas berkata, "Barangsiapa melakukan hal tersebut maka dia adalah orang zhalim dan fasik." Pendapat ini pula yang dipilih Ibnu Jarir. Sedangkan Atha' berkata, "Ia adalah kufur di bawah kufur (tidak menyebabkannya keluar dari Islam)".

Taubat dari Dosa-dosa Besar

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Sabtu, 15 Oktober 2011
Sebagaimana Al Quran menyebutkan taubat dari kemusyrikan dan kemunafikan, Allah SWT juga menyebutkan taubat dari dosa-dosa besar. Seperti membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT kecuali dengan haknya. Juga zina yang Allah SWT cap sebagai jalan yang buruk dan kotor. Dan al Quran menggolongkan kedua perbuatan dosa besar ini dalam kelompok dosa yang paling besar setelah syirik. Allah SWT berfirman tentang sifat ibadurrahman.
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al Furqan: 68-70)
Tampak banyak ayat-ayat berbicara tentang iman setelah taubat, dan menyambung antara keduanya. Seperti terdapat dalam ayat ini. Firman Allah SWT:
"Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung." (QS. al Qashash: 67). Serta firman Allah SWT setelah menyebutkan beberapa Rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya serta para pengikut mereka yang saleh, yang apabila dibacakan kepada mereka ayat Al Quran mereka segera tunduk sujud dan menangis. Kemudian Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." (QS. Maryam: 59-60)
Dan seperti dalam firman Allah SWT:
"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat , beriman , beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Thahaa: 82)
Apa rahasia penggabungan ini, yaitu pengggabungan antara iman dengan taubat? Yang dapat aku tangkap, keimanan akan mengalami kerusakan ketika seseorang melakukan dosa besar. Hingga sebagian hadits menafikan keimanan itu dari orang-orang yang melakukan dosa besar ketika mereka melakukannya. Seperti dalam hadits Bukari Muslim dari Nabi Saw beliau bersabda:
"Tidaklah berzina orang yang berzina dan saat itu ia mu'min, dan tidak meminum khamar orang yang meminumnya dan saat itu ia mu'min, dan tidak pula mencuri orang yang mencuri dan saat itu ia mu'min".
Oleh karena itu, taubat adalah reparasi dan penyembuhan bagi keimanan yang mengalami kerusakan itu.

Perlawanan Sesudah Tahun 1800

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Perlawanan Sesudah Tahun 1800

 Pada abat ke-19 Muncul perlawanan-perlawanan umum menentang kolonialisme dan imprealisme di seluruh Indonesia.
 Adapun bentuk perlawanan tersebut , antara lain sebagai berikut
a. Perlawanan Maluku di bawah Pimpinan Pattimura (1817)
 Penjajah telah melaksanakan praktik monopoli yg menyebabkan penderitaan,kemiskinan,kelaparan,dan kesengsaraan
 Perlawanan Maluku di pimpin oleh Thomas Matulesy/Kapiten Pattimura
 Pattimura di bantu oleh Cristina Martha Tiahahu, Antonie Rhebok Latumahina, Said Perintah dan Thomas Pattiwael
 Serangan Maluku di mulai pda tgl 15 Mei 1817
 Pattimura tertangkap di Siri Seri, Kemudian dibawa Ke Saparua
 16 Desember 1817 Pattimura di hukum Gantung di depan Benteng Victoria Ambon
 Sebelum di gantung, Pattimura berkata
“Pattimura- Pattimura tua boleh di hancurkan, tetapi sekali waktu kelak Pattimura- Pattimura akan bangkit”
b. Perlawanan Pangeran Diponegoro ( 1825-1830)
 Penyebab Umum Terjadi perlawanan yg dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, antara lain sebagai berikut:
- Kolonial Belanda Terlalu Jauh mencampuri urusan dalam kraton.
- Perlakuan perintah kolonial Belanda yg sewenang-wenang
- Kekecewaan kaum ulama
- Penderitaan rakyat
 Penyebab Khusus
- Pembuatan jalan yogyakarta-magelang yg melalui makam leluhur Pangeran Diponogoro di Tegalrejo tanpa izin
 Belanda mengangkat Jenderal de Kock, Siasat perangnya dengan nama Siasat Benteng/Benteng Stelsel yg artinya mengusahkan penyelesaian secara damai melalui perundingan yg dilakukan 9 dan 23 Agustus 1827, pihak pangeran Diponogoro di wakili oleh Kiai Mojo dan Abdulrahman tidak membawa hasil
 Belanda melakukan siasat Benteng dgn tujuan,
 Mempersempit ruang gerak pasukan Diponogoro
 Memutuskan jaringan kerja sama antar pasukan Diponogoro
 Menekan pertahanan Diponogoro agar cepat menyerah
 Atas perintah rahasia Jenderal de Kock, Pangeran Diponogoro di tangkap diasingkan ke Manado pda tgl 3 Mei 1839. pda thn 1834 Diponogoro di pindahkan ke Makassar sampai dgn wafatnya pda tgl 8 januari 1855 dlm usia 70 thn
c. Perlawanan Rakyat Sulawesi selatan ( 1829-1907)
 Pemerintah kolonial Belanda di Batavia mengirim pasukan dibawah pimpinan Jenderal Mayor van Geen, pda tgl 5 Februari 1825 menyerang pusat-pusat pertahanan pasukan Bone, Terutama Bulukumba, Suppa,Segeri,Labakang,dan Pangkajene. Pada saat yg bersamaan, Raja Tanette berbalik memihak Belanda. Hal ini jelas melemahkan Belanda
d. Perlawanan kaum Padri (1821- 1837)
 Kaum Padri adl masyarakat yg ingin menegakan islam dri tindakan-tindakan yg menyimpang dri ajaran Al-quran. Tokoh kaum Padri yg terkenal adl Tuanku Imam Bonjol, Tuanku nan Cerdik, Tuanku Pasamam dan Tuanku Hitam mendapat tentangan dari kaum adat. Kaum adat merupakan kaum yg ingin mempertahankan kebiasaannya. Akibat pertentangan itu, masyarakat Minangkabau terpecah menjadi 2 kelompok yg saling bermusuhan menyebabkan Terjadinya Perang Padri
 Ktika Raaff menjabat residen,belanda mengajak damai kaum Padri Tuanku Damasing menolaknya. Akibatnya, Kota Lawas diserang Belanda dan Damasing menyerah menimbulkan amarah kaum Padri
 Gencatan senjata antara Belanda dan kaum Padri tdak berlangsung lama karena Belanda ingkar janji, kaum Padri yg diimpin Tuanku dan Cerdik di Pariaman berhasil mengalahkan Belanda pimpinan Kapten de Richemont
 Belanda di bawah pimpinan kolonel Michiels mengadakan serangan besar-besaran terhadap kaum Padri di Bonjol
 Tuanku imam Bonjol tertangkap dan di buang ke Cianjur dan kemudian di pindahkan ke Minahasa hingga wafat (1864) Tuanku Imam Bonjol dimakamkan di Pineleg dekat Manado
e. Perlawanan Bali terhadap Belanda (1846-1849)
 1841, Belanda mengadakan perjanjian dgn raja Buleleng Klungkung, Karangasem, dan Bandung
 1844, Kapal Belanda terdampar di Buleleng. Seluruh isi kapal dirampas menjadi milik kerajaan Buleleng. Hal ini sesuai dgn Hukum Tawan Karang,
 Belanda juga menunutut Penghapusan hukum Tawan Karang
 Diprakarsai oleh Patih Buleleng, I Gusti Ktut Jelantik bertempur menghadapi Belanda
 Hal ini memaksa para Raja Bali mengambil alternatif terakhir untuk mempertahankan kehormatannya, yaitu Perang Puputan( Perang terakhir sampai mati)
f. Perlawanan rakyat Banjar (1859-1863)
 Belanda dapat menjalin hubungan dgn kerajaan Banjar pda masa pemerintahan Sultan Adam
 Ada 3 kelompok bansawan yg ingin menduduki takhta kerajaan sepeninggal sultan Adam
1) Kelompok Pangeran Tamjid Illah (cucu Sultan Adam) yg di benci Rakyat
2) Kelompok Pangeran Prabu Anom (Putra Sultan Adam) disenangi rakyat
3) Kelompok Pangeran Hidayatullah ( cucu Sultan Adam) di senangi rakyat dan dicalonkan sebagai pengganti Sultan Adam
 Belanda dgn sengaja dan sepihak melantik pangeran Tamjid Illah sebagai Sultan. Rakyat menolaknya
 Di tengah-tengah perebutan takhta, meletuslah perang Banjar (1859) Antasari sbagai peemimpinnya
 Perang Antasari terus melakukan pertempuran bersama rakyat
 Antasari diangkat menjadi sultan dgn gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
 Pangeran Antasari yg sudah berusia lanjut akhirnya jatuh sakit dan meninggal tgl 31 Oktober 1862
 Setelah Antasari wafat, perjuangan di lanjutkan oleh putranya yg bernama Gusti Matseman bersama pejuang lain. Namun, perlawanan rakyat Banjar semakin hari makin melemah

Legenda Banyu Taman

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Legenda Banyu Taman

Dahulu kala, terdapat sebuah sumur yang terletak di beji. Namun sekarang berpindah tempat ke Taman desa disebelah selatannya. Hal ini dikarenakan terjadinya adu kesaktian antara Mbah Taman dan Mbah Menu.
Konon, suatu ketika Mbah Taman berkunjung ke rumah Mbah Menu. Ketika Mbah Taman berada di depan rumahnya, pintu rumah membuka dengan sendirinya. Ini artinya Mbah Menu sengaja memamerkan kesaktiannya. Singkat ceritera Mbah Taman disuguhi ikan bakar. Kemudian, makanlah mereka berdua. Mbah Taman sadar bahwa terbukanya pintu dengan sendirinya tadi adalah sebuah tantangan untuk adu kesaktian. Oleh karena itu, ketika ikan bakar telah dimakan dagingnya, ia menaruh tulang-belulangnya (duri-durinya) ke dalam tempat cuci tangan. Dan, yang terjadi adalah tulang-belulang itu bergerak-gerak (hidup) sebagaimana layaknya seekor ikan. Melihat apa yang dipertunjukkan oleh Mbah Taman, Mbah Menu masih ingin menguji kesaktiannya. Untuk itu, ia mempersilahkan Mbah Taman membawa pulang sumur yang ada di belakang rumahnya. Dan, ternyata Mbah Taman dapat membawa ke rumahnya.
Sebagai catatan, sampai sekarang sumur tersebut masih dipercayai memiliki kekuatan magis. Dalam hal ini jika ada seseorang yang dituduh mencuri sesuatu tetapi mungkir (tidak mengakui), maka jalan terakhir adalah disuruh untuk minum air blumbang beji. Konon, jika orang tersebut memang benar-benar tidak mengambil atau mencurinya, maka air tesebut tidak berpengaruh apa-apa. Akan tetapi, jika mencuri atau mengambilnya, maka perutnya akan menjadi bengkak alias busung.

asal-usul Selat bali

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Selat bali


Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Sesudah bertahun-tahun kawin, mereka mendapat seorang anak yang mereka namai Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai namun dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah sehingga dia terpaksa mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, malahan berhutang pada orang lain. Karena tidak dapat membayar hutang, Manik Angkeran meminta bantuan ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa untuk memohon pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernarna Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan. Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih. Tidak lama kernudian sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan. Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan. Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu. Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya. Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga beputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan. Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga. Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra membuat garis yang mernisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu menjadi selat Bali yang memisahkan pulau Jawa dengan pulau Bali.

7 World's most unique museum

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Kamis, 13 Oktober 2011
7 World's most unique museum

1. The Momofuku Ando Instant Ramen Museum - Osaka, Japan






Favorite destination ramen noodle lovers, especially young people in Japan who liked to eat noodles. Created by Momofoku Ando, O-shaped theater is surrounded by noodles. To go in there free of charge, free of charge.


2. Leila's Hair Museum - Independence, Mo..

Browse a collection of jewelry made of human hair. Here are hundreds of hair wreaths, some from the nineteenth century. And the glory of hairpiece Museum Prize: a crown woven from the 'famous comedian Phyllis Diller. Entrance is $ 5.



3. The International UFO Museum and Research Center - Roswell, NM

For those who "want to believe," there is no better place to visit the International UFO Museum and Research Center in Roswell, NM. If you are in town in early July, you can see the annual UFO festival - the celebration of the 1947 Three-Day Roswell flying saucer incident. This year's festival promises fun event for the whole family who extraterrestrial, with fireworks, parades and live entertainment provided by rock band.


4. The Atomic Testing Museum - Las Vegas

Located one mile from Las Vegas, The Atomic Testing Museum is a treasure of radioactive gizmos, gadgets and Geiger counters.You will spend several hours watching a video-archive of the atomic bomb. Can help you obtain complete information.


5. Bob Riddell's Telephone Museum - Wawina, Minn..

Bob Riddell is the owner (and sole employee) of the smallest countries in the phone company Wawina, he also happens to have the largest collection of the phone there. Working cord switchboards, dial systems, business phones, rotaries, touch-tones on the phone there the average is still functioning. Located between mileposts 207 and 208 in U. S. Highway 2, turn north, crossing the track and 2.2 miles (3.5 km)
up to 13 505 County Road 25.



6. The Museum of Death - Hollywood

Now in its fifteenth year of the company, the Museum of Death specializes in all things horrible. Possess permanent collections, including the head of the beheadings by Henri Désiré Landru (The Bluebeard of Paris). But all of that just-made replica that resembles the original.



7. The Mutter Museum - Philadelphia

Ben Franklin: Philadelphia's Mutter Museum is a prima donna.Founded by retired professor of surgery at Jefferson Medical College, the museum has been educating both professionals and laymen about the human anatomy and medical anomalies since 1858. An exhibition about eye diseases and injuries, the museum existed since 1882.

Asal-usul Widuri

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Ana ing abad XV, pesisir lor Jawa Tengah isih akeh alas lan rawa-rawa. warga kang manggon ana pesisir iku isih langka lan sethithik. Ing pesisir kang saiki dadi wilayah Kabupaten Pemalang urip wong lanang wadon kang jenenge Kaki lan Nyai Pedaringan. Pasangan iki beda banget. Kaki Pedaringan yuswane luwih saka setengah abad, nanging Nyai Pedaringan isih enom banget. Nanging ora dadi alangan wong loro kae ngrajut benang-benang tresna lan tali kasih urip rukun bebrayan kaya critane Rama Shinta ing epos Ramayana. Pegaweyane kaki lan nyai Pedaringan yaiku tani, ngolah sawah kang maune arupa raw-rawa sak dawane pesisir segara. Nandur palawija lan semangka.
Ing sakwijining dina, esuk-esuk nyai Pedaringan dhewekan ing gubuge, isih nyiapake sarapan, panganan kang paling disenengi kaki Pedaringan kang saiki ana ing sawah adoh saka omahe. Merga kaki Pedaringan isih gawe lahan anyar kang mengkone ditanduri palawija. Ora let suwe teka wong lanang kang bagus rupane. Dheweke njaluk pamit mlebu. Nyai Pedaringan kaget, dheweke isih mlongo sajake bingung banjur si nyai Pedaringan ngamati wong bagus mau saka dhuwur tekan ngisor awake. Ing lengen tengene ana getih ireng kenthel, getih kae katon nyata nanging ing gegere ana barang kang nyelip malah kaya gaman pusaka kerajaan, sajake sapa wong iki? Pitakon iki kang ana ing jero atine Nyai Pedaringan.
Ora let suwe pawongan mau ngenalake awake kanthi santun nyeritake asale muasale dheweke teka ing gubug nyai Pedaringan. Nyata bocah bagus mau yaiku pangeran Papak Purbaya. Punggawa saka kerajaan Mataram kang lagi ngemban tugas ngadhemake pamberontakan kang dipimpin dening Salingsingan saka Cirebon. Salingsingan pingin ngrebut lan nguasani Jawa Tengah saka Mataram.
Pungkasane Salingsingan bisa dikalahake lan pangeran Papak Purbaya bisa selamet. Ana ing dalan tumuju Mataram, pangeran Papak Purbaya weruh gubug, dheweke kepengin mampir lan njaluk tulung diobati larane. Banjur Nyai Pedaringan ngrewangi ngobati. Ora suwe wong loro mau dadi cedhak. Tekan awan, pangeran Purbaya pamit bali arep nerusake lakune. Pangeran Papak Purbaya nitipake kerise kanggo bebungah marang nyai Pedaringan. Si pangeran aweh pesen, yen keris mau diarani Simonglang iku dijaga lan diopeni. Uga dikarepake yen mengkone keris iku dadi pusaka dhaerah iku lan kang duwe hak nduweni sarta ngrawat keris iki yaiku kluwarga Pedaringan lan keturunane.
Sapa-sapa ora nduweni hak njupuk keris mau kajaba pangeran Papak Purbaya utawa wong sing kabeh driji tangane papak kaya duwene pangeran Papak Purbaya. Pangeran Papak Purbaya nerusake perjalananen marang kidul. Ing tengah-tengah lakune dheweke kudu ngliwati kali cilik saka arah wetan lan ngalir tumuju kulon kang lokasine cedhak karo segara (ing basa jawa: Malang) dheweke kaya entuk ilham utawa wangsit saka sing gawe urip kanggo menehi jeneng dhaerah iki “Pemalang”.
Kisahe, wis rada sore kaki Pedaringan nembe bali ngomah, Kaki Pedaringan rada getun lan gumun, biasane nyai Pedaringan nggawake panganan nanging nganti sore kaya iki si Nyai ora marani. Getun dadi cemburu merga kaki ngonangi nyai Pedaringan isih nyekeli keris kang dudu duweke Kaki Pedaringan. Banjur Nyai Pedaringan aweh penjelasan nerangake kepriye critane dheweke nyekel keris mau. Nanging kaki Pedaringan ora gelem nrima penjelasan saka nyai, malah dadi ribut.
Ing akhir tukarane, Nyai Pedaringan nyabut kerise kanggo mbuktike tresnane, keris mau dienggo ngiris drijine. Getih kang seger mau netes saka drijine kang lentik. Nyai Pedaringan sumpah menawa tetesan getih kang diolesake ing kembang widuri bisa ngowahi warnane (warna kembang widuri putih) nanging yen kembang widuri mau bisa dadi warna ungu, iku tandane tresnane isih suci. Ndeleng kedadeyan mau, kaki Pedaringan dadi gela lan njaluk pangapura marang nyai Pedaringan.
Kanggo nebus dosane kaki Pedaringan karo nyai Pedaringan arep nyusul lan nggoleti pangeran Papak Purbaya. Nanging nganti saiki kaki Pedaringan ora tau bali. Saiki nyai Pedaringan kang diarani “Nyai Widuri” urip dhewekan karo bayi kang isih ana ing wetenge. Nganti akhir umure, nyai widuri dadi randa. Saiki jeneng widuri diabadikake kanggo jeneng desa, merga nyai widuri tau urip ning kono.

Biografi K.H. Ahmad dahlan

Diposting oleh Ismail Dewantoro
K.H. Ahmad dahlan

K.H. Ahmad Dahlan terlahir dengan nama Muhammad Darwis. Sejak kecil, dia sudah mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya K.H. Abubakar.
Pada tahun 1888, dia pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Dia bermukim disana selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama. Sekembalinya dari tanah suci, namanya berganti menjadi Ahmad Dahlan. Pada tahun 1903, dia kembali pergi ke Mekkah selama 3 tahun untuk mendalami ilmu agama.
K.H. Ahmad Dahlan juga pernah tercatatsebagai anggota Boedi Oetomo dan serakat Islam sebelum pada akhirnya membentuk organisasi Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912.
Organisasi Muhammadiyah aktif melakukan dakwah dan pendidikan yang disemangati oleh nilai-nilai pembaruan dalam islam. Pada awal mula berdirinya, Muhammadiyah banyak di tentang dan dianggap menyalahi agama islam, bahkan ada menuduh sebagai kyai palsu dan kyai kafir. Dalam perkembangan selanjutnya, Muhammadiyah tetap berdiri dengan tegar dan membantu perjuangan kemerdekaan dengan membentuk organisasi keputrian Aisyah dan kepanduan Hizbul Wathon.
Atas jasa-jasanya pada bangsa dan negara, berdasarkn SK Presiden RI No. 657/ TK/ 1961, K.H. Ahmad Dahlan dianugrahi gelar pahlawan kemerdekaan nasional

SEJARAH LAHIR NYA NABI MUHAMMAD SAW.

Diposting oleh Ismail Dewantoro
SEJARAH LAHIR NYA NABI MUHAMMAD SAW.

Muhammad lahir di Mekah, pada hari Senin tanggal 12 Robi’ul Awwal tahun 571 Miladiyah bertepatan dengan tahun Gajah , yakni tahun penyerangan Raja Abrohah dari negara Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah.
Sejak Muhammad masih berusia 6 tahun beliau sudah yatim karena ayahnya sudah meninggal sejak usia kandungan ibunya baru 2 bulan. Sedangkan ibunya wafat ketika Muhammad kecil baru berusia 6 tahun, maka beliau menjadi yatim piatu. Sejak saat itu Muhammad diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib.
Pada masa itu itu kaum wanita dikebiri hak-haknya. Para suami merasa malu apabila istrinya melahirkan anak wanita, sehigga si-anak dikubur hidup-hidup. Para wanita yang telah dewasa tidak mempunyai hak untuk mewarisi harta kedua orang tuanya, bahkan mereka diwarisi oleh anak lelakinya. Masyarakatnya hanya hidup dengan foya-foya. Zaman itu disebut zaman jahiliyah (zaman kebodohan). Bodoh bukan otaknya yang tumpul, namun bodoh karena mereka menyembah benda yang tidak bisa memberikan manfaat atau madlorot. Mereka selalu memuja berhala. Setiap tahun pekan raya tiba manusia di sana akan melakukan pemujaan terhadap dewa-dewa yang terletak di sekililing Ka’bah. Ada 360 dewa yang mereka sembah. Abu Sofyan adalah pemimpin Quraisy saat itu. , kakeknya Abdul Muthalib menyambut kelahiran beliau dengan gembira,ia membawa Nabi ke ka’bah dan kemudian di tempat inilah Nabi di beri nama Muhammad suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut para ahli , kelahiran Muhammad pada tanggal 12 Rabbiul Awwal tahun gajah atau 20 april 571 M. Adapun sebab dikatakan tahun gajah karena pada waktu itu Mekah sedang di serang oleh tentara nasrani di bawah pimpinan Abraham Gubernur dari kerajaan nasrani Abissynia yang memerintah di Yaman, mereka bermaksud menghancurkan Ka’bah dengan berkendaraan gajah namun belum sampai maksud mereka tercapai mereka sudah dihancurka ALLAH Swt. dengan mengirimkan burung Ababil, oleh karena itu orang arab menamakan bala tentara itu dengan pasukan gajah, sedangkan tahunnya disebut tahun gajah

Cerpen Shalawat Badar

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Shalawat Badar
(Ahmad Tohari)



Bus yang aku tumpangi masuk terminal Cirebon ketika matahari hampir mencapai pucuk langit. Terik matahari ditambah dengan panasnya mesin disel tua memanggang bus itu bersama isinya. Untung bus tak begitu penuh sehingga sesama penumpang tak perlu bersinggungan badan. Namun, dari sebelah kiriku bertiup bau ketingat melalui udara yang dialirkan dengan kipas koran. Dari belakang terus-menerus mengepul asap rokok dari mulut seorang lelaki setengah mengantuk.
Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Bahkan beberapa di antara mereka sudah membajingloncat ketika bus masih berada di mulut terminal bus menjadi pasar yang sangat hiruk-pikuk. Celakanya, mesin bus tidak dimatikan dan sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan itu mena-warkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum mesin. Mereka menyodor-nyodorkan dagangan, bila perlu sampai dekat sekali ke mata para penumpang. Kemudian, mereka mengeluh ketika mendapati tak seorang pun mau berbelanja. Seorang di antara mereka malah mengutuk dengan mengatakan para penumpang adalah manusia-manusia kikir, atau manusia-manusia yang tak punya duit.
Suasana sungguh gerah, sangat bising dan para penumpang tak berdaya melawan keadaan yang sangat menyiksa itu. Dalam keadaan seperti itu, harapan para penumpang hanya satu; hendaknya sopir cepat datang dan bus segera bergerak kembali untuk meneruskan perjalanan ke Jakarta. Namun laki-laki yang menjadi tumpuan harapan itu kelihatan sibuk dengan kesenangannya sendiri. Sopir itu enak-enak bergurau dengan seorang perempuan penjual buah.
Sementara para penumpang lain kelihatan sangat gelisah dan jengkel, aku mencoba bersikap lain. Perjalanan semacam ini sudah puluhan kali aku alami. Dari pengalaman seperti itu aku mengerti bahwa ketidaknyamanan dalam perjalanan tak perlu dikeluhkan karena sama sekali tidak mengatasi keadaan. Supaya jiwa dan raga tidak tersiksa, aku selalu mencoba berdamai dengan keadaan. Maka kubaca semuanya dengan tenang: Sopir yang tak acuh terhadap nasib para penumpang itu, tukang-tukang asongan yang sangat berisikitu, dan lelaki yang setengah mengantuk sambil mengepulkan asap di belakangku itu.
Masih banyak hal yang belum sempat aku baca ketika seorang lelaki naik ke dalam bus. Celana, baju, dan kopiahnya berwarna hitam. Dia naik dari pintu depan. Begitu naik lelaki itu mengucapkan salam dengan fasih. Kemudian dari mulutnya mengalir Shalawat Badar dalam suara yang bening. Dan tangannya menengadah. Lelaki itu mengemis. Aku membaca tentang pengemis ini dengan perasaan yang sangat dalam. Aku dengarkan baik-baik shalawatnya. Ya, persis. Aku pun sering membaca shalawat seperti itu terutama dalam pengajian-pengajian umum atau rapat-rapat. Sekarang kulihat dan kudengar sendiri ada lelaki membaca Shalawat Badar untuk mengemis.
Kukira pengemis itu sering mendatangi pengajian-pengajian. Kukira dia sering mendengar ceramah-ceramah tentang kebaikan hidup baik dunia maupun akhirat. Lalu dari pengajian seperti itu dia hanya mendapat sesuatu untuk membela kehidupannya di dunia. Sesuatu itu adalah Shalawat Badar yang kini sedang dikumandangkannya sambil menadahkan tangan. Ada perasaan tidak setuju mengapa hal-hal yang kudus seperti bacaan shalawat itu dipakai untuk mengemis.Tetapi perasaan demikian lenyap ketika pengemis itu sudah berdiri di depanku. Mungkin karena shalawat itu, maka tanganku bergerak merogoh kantong dan memberikan selembar ratusan. Atau karena ada banyak hal dapat dibaca pada wajah si pengemis itu.
Di sana aku lihat kebodohan, kepasrahan yang memperkuat penampilan kemiskinan. Wajah-wajah seperti itu sangat kuhafal karena selalu hadir mewarnai pengajian yang sering diawali dengan Shalawat Badar. Ya. Jejak-jejak pengajian dan ceramah-ceramah tentang kebaikan hidup ada berbekas pada wajah pengemis itu. Lalu mengapa dari pengajian yang sering didatanginya ia hanya bisa menghafal Shalawat Badar dan kini menggunakannya untuk me¬ngemis? Ah, kukira ada yang tak beres. Ada yang salah. Sayangnya, aku tak begitu tega menyalahkan pengemis yang terus membaca shalawat itu.
Perhatianku terhadap si pengemis terputus oleh bunyi pintu bus yang dibanting. Kulihat sopir sudah duduk di belakang kemudi. Kondektur melompat masuk dan berteriak kepada sopir. Teriakannya ditelan oleh bunyi mesin disel yang meraung-raung. Kudengar kedua awak bus itu bertengkar. Kondektur tampaknya enggan melayani bus yang tidak penuh, sementara sopir sudah bosan menunggu tambahan penumpang yang ternyata tak kunjung datang. Mereka bertengkar melalui kata-kata yang tak sedap didengar. Dan bus terus melaju meninggalkan terminal Cirebon.
Sopir yang marah menjalankan busnya dengan gila-gilaan. Kondektur diam. Tetapi kata-kata kasarnya mendadak tumpah lagi. Kali ini bukan kepada sopir, melainkan kepada pengemis yang jong-kok dekat pintu belakang. "He, siral Kenapa kamu tidak turun? Mau jadi gembel di Jakarta? Kamu tidak tahu gembel di sana pada dibuang ke laut dijadikan rumpon?"
Pengemis itu diam saja.
"Turun!"
"Sira beli mikir?* Bus cepat seperti ini aku harus turun?"
"Tadi siapa suruh kamu naik?"
"Saya naik sendiri. Tapi saya tidak ingin ikut. Saya cuma mau ngemis, kok. Coba, suruh sopir berhenti. Nanti saya akan turun. Mumpung belum jauh."
Kondektur kehabisan kata-kata. Dipandangnya pengemis itu seperti ia hendak menelannya bulat-bulat. Yang dipandang pasrah. Dia tampaknya rela diperlakukan sebagai apa saja asal tidak didorong keluar dari bus yang melaju makin cepat. Kondektur berlalu sambil bersungut. Si pengemis yang merasa sedikit lega, bergerak memperbaiki posisinya di dekat pintu belakang. Mulutnya kembali bergumam: "... shalatullah, salamullah, 'ala thaha rasulillah...."
Shalawat itu terus mengalun dan terdengar makin jelas karena tak ada lagi suara kondektur. Para penumpang membisu dan terlena dalam pikiran masing-masing. Aku pun mulai mengantuk sehingga lama-lama aku tak bisa membedakan mana suara shalawat dan mana derum mesin diesel. Boleh jadi aku sudah berada di alam mimpi dan di sana kulihat ribuan orang membaca shalawat. Anehnya,mereka yang berjumlah banyak sekali itu memiliki rupa yang sama. Mereka semuanya mirip sekali dengan pengemis yang naik dalam bus yang kutumpangi di terminal Cirebon. Dan dalam mimpi pun aku berpendapat bahwa mereka bisa menghafal teks shalawat itu dengan sempurna karena mereka sering mendatangi ceramah-ceramah tentang kebaikan hidup di dunia maupun akhirat. Dan dari ceramah-ceramah seperti itu mereka hanya memperoleh hafalan yang untungnya boleh dipakai modal menadahkan tangan.
Kukira aku masih dalam mimpi ketika kurasakan peristiwa yang hebat. Mula-mula kudengar guntur meledak dengan suara dahsyat. Kemudian kulihat mayat-mayat beterbangan dan jatuh di sekelilingku. Mayat-mayat itu terluka dan beberapa di antaranya kelihatan sangat mengerikan. Karena merasa takut aku pun lari. Nmun sebuah batu tersandung dan aku jatuh ke tanah. Mulut terasa asin dan aku meludah. Ternyata ludahku merah. Terasa ada cairan mengalir dari lobang hidungku. Ketika kuraba, cairan itu pun merah. Ya Tuhan. Tiba-riba aku tersadar bahwa diriku terluka parah. Aku terjaga dan di depanku ada malapetaka. Bus yang kutumpangi sudah terkapar di tengah sawah dan bentuknya sudah tak keruan. Di dekatnya terguling sebuah truk tangki yang tak kalah ringseknya. Dalam keadaan panik aku mencoba bangkit bergerak ke jalan raya. Namun rasa sakit memaksaku duduk kembali. Kulihat banyak kendaraan ber¬henti Kudengar orang-orang merintih. Lalu samar-samar kulihat seorang lelaki kusut keluar dari bangkai bus. Badannya tak tergores sedikit pun. Lelaki itu dengan tenang berjalan kembah ke arah kota Cirebon.
Telingaku dengan gamblang mendengar suara lelaki yang terus berjalan dengan tenang ke arah timur itu: "Shalatullah, salamullah, 'ala thaha rasulillah..

Biografi Sunan Bonang

Diposting oleh Ismail Dewantoro
Sunan Bonang


Sunan Bonang anak dri Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban.
Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha.
Ia kemudian menetap di Bonang --desa kecil di Lasem, Jawa Tengah-- sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit.
Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban.
Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.
Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga.
Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri.
Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.
Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'itsbat (peneguhan).

Biografi SUNAN AMPEL

Diposting oleh Ismail Dewantoro



Ia adalah putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang).
Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Di antaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V Raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M.
Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun dan mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentral pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah "Mo Limo" (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk "tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina."
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Biodata Sunan Gunung Jati

Diposting oleh Ismail Dewantoro on Sabtu, 08 Oktober 2011
Bioadata Sunan Gunung Jati

Sebelum era Sunan Gunung Jati berdakwah di Jawa Barat. Ada seorang ulama besar dari Bagdad telah datang di daerah Cirebon bersama duapuluh dua orang muridnya. Ulama besar itu bernama Syekh Kahfi. Ulama inilah yang lebih dahulu menyiarkan agama Islam di sekitar daerah Cirebon.
Al-Kisah, putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran bernama Pangeran Walangsungsang dan adiknya Rara Santang pada suatu malam mendapat mimpi yang sama. Mimpi itu terulang hingga tiga kali yaitu bertemu dengan Nabi Muhammad yang mengajarkan agama Islam.
Wajah Nabi Muhammad yang agung dan caranya menerangkan Islam demikian mempersona membuat kedua anak muda itu merasa rindu. Tapi mimpi itu hanya terjadi tiga kali.
Seperti orang kehausan, kedua anak muda itu mereguk air lebih banyak lagi, air yang akan menyejukkan jiwanya itu agama Islam. Kebetulan mereka telah mendengar adanya Syekh Dzatul Kahfi atau lebih muda disebut Syekh Datuk Kahfi yang membuka perguruan Islam di Cirebon. Mereka mengutarakan maksudnya kepada Prabu Siliwangi untuk berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, mereka ingin memperdalam agama Islam seperti ajaran Nabi Muhammad SAW. Tapi keinginan mereka ditolak oleh Prabu Siliwangi.
Pangeran Walangsungsang dan adiknya nekad, keduanya melarikan diri dari istana dan pergi berguru kepada Syekh Datuk Kahfi di Gunung Jati. Setelah berguru beberapa lama di Gunung Jati, Pangeran Walangsungsang diperintahkan oleh Syekh Datuk Kahfi untuk membuka hutan di bagian selatan Gunung Jati. Pangeran Walangsungsang adalah seorang pemuda sakti, tugas itu diselesaikannya hanya dalam beberapa hari. Daerah itu dijadikan pendukuhan yang makin hari banyak orang berdatangan menetap dan menjadi pengikut Pangeran Walangsungsang. Setelah daerah itu ramai Pangeran Walangsungsang diangkat sebagai kepala Dukuh dengan gelar Cakrabuana. Daerahnya dinamakan Tegal Alang-alang.
Orang yang menetap di Tegal Alang-alang terdiri dari berbagai rasa atau keturunan, banyak pula pedagang asing yang menjadi penduduk tersebut, sehingga terjadilah pembauran dari berbagai ras dan pencampuran itu dalam bahasa Sunda disebut Caruban. Maka Legal Alang-alang disebut Caruban.
Sebagian besar rakyat Caruban mata pencariannya adalah mencari udang kemudian dibuatnya menjadi petis yang terkenal.
Dalam bahasa Sunda Petis dari air udang itu, Cai Rebon. Daerah Carubanpun kemudian lebih dikenal sebagai Cirebon hingga sekarang ini. Setelah dianggap memenuhi syarat, Pangeran Cakrabuana dan Rarasantang di perintah Datuk Kahfi untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Di Kota Suci Mekkah, kedua kakak beradik itu tinggal di rumah seorang ulama besar bernama Syekh Bayanillah sambil menambah pengetahuan agama.
Sewaktu mengerjakan tawaf mengelilingi Ka’bah kedua kakak beradik itu bertemu dengan seorang Raja Mesir bernama Sultan Syarif Abdullah yang sama-sama menjalani Ibadah haji. Raja Mesir itu tertarik pada wajah Rarasantang yang mirip mendiang istrinya.
Sesudah ibadah haji diselesaikan Raja Mesir itu melamar Rarasantang pada Syekh Bayanillah. Rarasantang dan Pangeran Cakrabuana tidak keberatan. Maka dilangsungkanlah pernikahan dengan cara Mazhab Syafi’i. Nama Rarasantang kemudian diganti dengan Syarifah Mudaim. Dari perkawinan itu lahirlah Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah.
Pangeran Cakrabuana sempat tinggal di Mesir selama tiga tahun. Kemudian pulang ke Jawa dan mendirikan Negeri Caruban Larang. Negeri Caruban Larang adalah perluasan dari daerah Caruban atau Cirebon, pola pemerintahannya menggunakan azas Islami. Istana negeri itu dinamakan sesuai dengan putri Pangeran Cakrabuana yaitu Pakungwati.
Dalam waktu singkat Negeri Caruban Larang telah terkenal ke seluruh Tanah Jawa, terdengar pula oleh Prabu Siliwangi selaku penguasa daerah Jawa Barat. Setelah mengetahui negeri baru tersebut dipimpin putranya sendiri, maka sang Raja tidak keberatan walau hatinya kurang berkenan. Sang Prabu akhirnya juga merestui tampuk pemerintahan putranya, bahkan sang Prabu memberinya gelar Sri Manggana.
Sementara itu dalam usia muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia ditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir, tapi anak muda yang masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud pulang ke tanah Jawa berdakwah di Jawa Barat. Kedudukan ayahnya itu kemudian diberikan kepada adiknya yaitu Syarif Nurullah.
Sewaktu berada di negeri Mesir, Syarif Hidayatullah berguru kepada beberapa ulama besar didaratan Timur Tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudah sangat banyak, maka ketika pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa, ia tidak merasa kesulitan melakukan dakwah.

2. Perjuangan Sunan Gunung Jati
Sering kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar agama Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut Sunan Gunungjati.
Sedang Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunungjati berperang melawan penjajah Portugis.
Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunungjati adalah makam dekat Sultan Gunungjati yang ada tulisan Tubagus Pasai Fathullah atau Fatahillah atau Faletehan menurut lidah orang Portugis. Syarif Hidayatullah dan ibunya Syarifah Muda’im datang di negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam gurunya, Syarifah Muda’im minta agar diijinkan tinggal di Pasambangan atau Gunungjati.
Syarifah Muda’im dan putranya yaitu Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Kahfi membuka Pesantren Gunungjati. Sehingga kemudian dari Syarif Hidayatullah lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunungjati.
Tibalah saat yang ditentukan, Pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479, karena usianya sudah lanjut Pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tapi tidak mau. Mesti Prabu Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam di wilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalanan ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu.
Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Banten. Bahkan Syarif Hidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Banten yang bernama Nyi Kawungten. Dari perkawinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah di karuniai orang putra yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam menyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut bermusyawarah dengan anggota wali lainnya di Masjid Demak. Bahkan disebutkan beliau juga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para Wali lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan ia memproklamirkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelar Sultan.
Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran tak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu maka dikirimkannya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya. Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancang mengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran, mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayayullah.
Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain seperti : Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakan diri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon. Lebih-lebih dengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah pengaruh Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan. Diantaranya dari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan Pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka jalinan antara Cirebon dan negeri Cina makin erat.
Bahkan Sunan Gunungjati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan putri Kaisar Cina yang bernama Putri Ong Tien. Kaisar Cina yang pada saat itu dari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia perdagangan.
Sesudah kawin dengan Sunan Gunungjati, Putri Ong Tien di ganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah Putri Ong Tien ini membekali putranya dengan harta benda yang tidak sedikit, sebagian besar barang-barang peninggalan putri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri Cina. Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwati atau istri Sunan Gunungjati. Dari pembangunan masjid itu melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan ummat.
Selesai membangun masjid, diserukan dengan membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan. Prabu Siliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas itu. Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya mereka ingin meluaskan kekuasaan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa yang jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan Nusantara. Oleh karena itu Raden Patah mengirim Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang Portugis di Malaka. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil, persenjataan Portugis terlalu lengkap, dan mereka terlanjur mendirikan benteng yang kuat di Malaka.
Ketika Adipati Unus kembali ke Jawa, seorang pejuang dari Pasai (Malaka) bernama Fatahillah ikut berlayar ke Pulau Jawa. Pasai sudah tidak aman lagi bagi mubaligh seperti Fatahillah karena itu beliau ingin menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Raden Patah wafat pada tahun 1518, berkedudukannya digantikan oleh Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, baru saja beliau dinobatkan muncullah pemberontakanpemberontakan dari daerah pedalaman, didalam usaha memadamkan pemberontakan itu Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia, gugur sebagai pejuang sahid. Pada tahun 1521 Sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggana putra Raden Patah yang ketiga. Di dalam pemerintahan Sultan Trenggana inilah Fatahillah diangkat sebagai Panglima Perang yang akan ditugaskan mengusir Portugis di Sunda Kelapa.
Fatahillah yang pernah berpengalaman melawan Portugis di Malaka sekarang harus mengangkat senjata lagi. Dari Demak mula-mula pasukan yang dipimpinnya menuju Cirebon. Pasukan gabungan Demak Cirebon itu kemudian menuju Sunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas bantuan Pajajaran.
Mengapa Pajajaran membantu Portugis ? Karena Pajajaran merasa iri dan dendam pada perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas, ketika Portugis menjanjikan bersedia membantu merebut wilayah Pajajaran yang dikuasai Cirebon maka Raja Pajajaran menyetujuinya.
Mengapa Pasukan gabungan Demak-Cirebon itu tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati ? Karena Sunan Gunungjati tahu dia harus berperang melawan kakeknya sendiri, maka diperintahkannya Fatahillah memimpin serbuan itu. Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur di Malaka, tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat Portugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan Demak-Cirebon selalu membawa hasil gemilang.
Akhirnya Portugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedangkan Pajajaran cerai berai tak menentu arahnya. Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karena Fatahillah dibantu putra Sunan Gunungjati yang bernama Pangeran Sebakingking. Di kemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadi penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Fatahillah kemudian diangkat segenap Adipati di Sunda Kelapa. Dan merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, karena Sunan Gunungjati selaku Sultan Cirebon telah memanggilnya untuk meluaskan daerah Cirebon agar Islam lebih merata di Jawa Barat. Berturut-turut Fatahillah dapat menaklukkan daerah TALAGA sebuah negara kecil yang dikuasai raja Budha bernama Prabu Pacukuman. Kemudian kerajaan Galuh yang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama. Raja Galuh ini bernama Prabu Cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal yaitu Aria Kiban. Tapi Galuh tak dapat membendung kekuatan Cirebon, akhirnya raja dan senopatinya tewas dalam peperangan itu.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Akhirnya Sunan Gunungjati memanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunungjati menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara kedudukan Fatahillah selaku Adipati Jayakarta kemudian diserahkan kepada Ki Bagus Angke. Ketika usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua, beliau mengangkat putranya yaitu Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke dua dengan gelar Pangeran Pasara Pasarean. Fatahillah yang di Cirebon sering disebut Tubagus atau Kyai Bagus Pasai diangkat menjadi penasehat sang Sultan.
`Sunan Gunungjati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah Islam di Gunungjati atau Pesantren Pasambangan. Namun lima tahun sejak pengangkatannya mendadak Pangeran Muhammad Arifin meninggal dunia mendahului ayahandanya. Kedudukan Sultan kemudian diberikan kepada Pangeran Sebakingking yang bergelar sultan Maulana Hasanuddin, dengan kedudukannya di Banten. Sedang Cirebon walaupun masih tetap digunakan sebagai kesultanan tapi Sultannya hanya bergelar Adipati. Yaitu Adipati Carbon I. Adpati Carbon I ini adalah menantu Fatahillah yang diangkat sebagai Sultan Cirebon oleh Sunan Gunungjati.

Adapun nama aslinya Adipati Carbon adalah Aria Kamuning.

Sunan Gunungjati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya, dan pangeran Carkrabuasa beliau dimakamkan di gunung Sembung. Dua tahun kemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan ditempat yang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantarai apapun juga.